Wednesday, June 20, 2018

21.06.2018

Gak tau sejak kapan aku mulai berpikir kalau mati muda itu lebih baik. Kayaknya sejak aku tau kalau Yesus mati pas umur tiga puluh tiga. Mungkin pas aku SMP atau akhir SD. Seru aja kayaknya. Hidup gak usah lama-lama, yang penting berguna. Kayak Yesus, pokoknya. Yang pasti pikiran ini menguat sejak nonton film tentang Soe Hok Gie pas SMA dulu, dilanjutkan membaca tulisan-tulisannya.

Habis nonton Gie dan 3 Hari untuk Selamanya (yang kebetulan pemeran utamanya Nicholas Saputra semua, hehe), sempat terpikir apakah aku juga akan mati sekitar umur dua tujuh? Tapi sekarang umurku sudah dua sembilan, tuh.
Kalaupun benar aku akan mati muda, yang dari dulu gak pernah terbayang adalah gimana cara matinya. Disalib kayak Yesus? Ya gak mungkin. Mati di puncak gunung? Muncak aja gak pernah (dan gak suka ndaki) hahaha.

Eniwei,
Makin gede makin ngerti (gak sekedar tau), bahwa opsi mati itu ada banyak. 
Tiga opsi yang dulu terasa gak nyata buatku tapi jadi sangat make sense sekarang adalah:
1. Mati bunuh diri. Yang keliatan jelas bunuh dirinya. Gantung diri, nembak kepala, minum racun, nenggak obat banyak-banyak.
2. Mati diam-diam bunuh diri. Sebenernya emang pengen menyudahi hidup, dan kemudian benar-benar menyudahinya tapi dengan cara yang gak kelihatan dan mungkin digerakkan alam bawah sadar. Bisa dengan kecelakaan, 'gak sengaja' over dosis, melakukan hal-hal berbahaya yang jelas bikin mati (termasuk gak ngerawat tubuh dan membiarkan penyakit), dan seterusnya. Gie, kupikir, termasuk golongan ini. Pun iya, bisa jadi dia juga melakukannya dengan kesadaran penuh, sih. Yesus juga.
3. Mati tapi tidak mati. Ada temanku yang mengaku bisa baca garis tangan. Pas kami kerja bareng, dia baca garis tangan semua anggota tim kecuali aku. Kutanya dia, kenapa gak baca tanganku. Katanya, dia gak mau baca orang yang gak siap tau. Bermodal pengamatan tiap dia baca garis orang, aku nyoba baca garisku sendiri. Kutanya lagi, kenapa garis hidupku putus di tengah. Apa aku akan mati muda? Jawabnya, Mati itu gak melulu mati fisik. Mati, bisa juga berarti mati jiwa. Bingung, aku pun bertanya maksudnya gimana. Gila, katanya. Tubuhnya doang yang hidup.

Oh life.



“Seorang filsuf Yunani pernah menulis; nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah yang berumur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.” - Soe Hok Gie

Share:

Sunday, June 17, 2018

Thursday, June 14, 2018

15.06.2018.

hope.

kata orang, harapan bikin orang tetap hidup.
i once believed it. hope would keep me alive.

but nope. not anymore.
hope kills me. even just a single small, small hope; it's killing me.

i'm too afraid to hope. i don't want to think about any kind of future. i cant, i dont want to make any plan. thinking how every single plan would never gonna work, is already too much to handle right now. not even a small plan like what to do in the next hour. no.

fuck. fuck. fuck.

im dead. im really dead.

if only i had the courage to stop breathing. to complete this death. menyempurnakan kematian ini. if only.
Share:

Monday, May 21, 2018

22.05.2018

I messed up a lot lately. Series of failures.
Bad decisions, stupid moves.

I'm ashamed.


And confused...
Share:

Sunday, May 20, 2018

inside my chaotic mind

Call me T.
29 years old guy with smart brain plus a soft, empathetic heart.

I live in a world of chaos. Who don't, anyway?
And just like everyone else, I made it to survive so far.

But the past three years has been weird. My life is rumbling down.
I'm not even confident enough to say that I have a life.
Ya, I don't feel like having any.

I eat and I shit. But that's all. I barely function as a 'normal' human being.
My survival instinct told me to do something. To work, earn some money. This and that. While I agree and trying as hard to do them all, my body and mind just keep resisting.

My mind is pretty much busy everyday, just like any other day before. The difference is, it is beyond my control anymore. It keeps recalling memories, asking why and why and why and how and what if and, I don't know. It's just busy. Too busy.
And my body; whenever my mind goes beyond control, it follows. Headache, stomachache, nausea, tears, getting sleepy and sluggish everytime I need to be productive and being wide awake right when I desperately need some rest.

It's like, my mind is organizing a rebellion against me.


At some point I learned and realized that the situation I'm facing is called depression.

Oh well, okay.

While seeking for help,
somehow I feel that I need to do something as well.

Behind every rebellion there must be reasons and demands that need me to be listened carefully.

So here I am. Creating some kind of medium for myself to actually show what's inside my chaotic mind.


Share: